Seorang ninja medis perempuan sedang menjelaskan dokumen yang ia prgang. Usianya kira-kira 2 tahun lebih muda dari Sakura.
"--Menurut pengamatan dan pemahamanku terhadap data dalam dokumen yang sudah dibagikan ini, jumlah anak yang mengalami gangguan psikosomatik (fisik dan mental) menurun drastis."
"Sejak klinik ini dibuka dari 1 setengah tahun yang lalu, (data) menunjukan perkembangan yang terus meningkat."
(Setelah Sakura menyatakan kalimat diatas), ninja medis yang bertugas menjelaskan (dokumen) tersebut kemudian melanjutkan:
"Ya. Sangat memuaskan", ucapnya sambil mengangguk. Pipin kecil dan wajahnya memerah karena merasa tegang dan grogi.
"Karena ini marupakan gejala yang berkepanjangan, perkembangannya tidak bisa diamati melalui penyuluhan dengan percakapan. Oleh karena itu, kita akan bekerja sama dengan divisi lain dalam rumah sakit. Kita akan memastikan jika resep obat dan lain sebagainya juga akan digunakan untuk mendukung kesembuhan mereka."
"Tak akan jadi masalah, kan?"
Tanya Ino yang berada di sebelah Sakura.
"Ya." ucap Sakura sambil mengangguk.
Sakura melanjutkan, "Tapi soal koordinasi dengan divisi lain, sampaikan (permintaan kami) secermat mungkin. Karena (kesehatan pasien) takkan bisa ditingkatkan (hanya) dengan diskusi saja, pertama-tama kita harus mendengarkan cerita si anak dengan seksama, barulah dilakukan pengobatan dengan obat-obatan. Karena itulah tujuan awal pembangunan 'Klinik Kesehatan Mental Anak' ini"
Bagitulah tambahan Sakura dalam diskusi tersebut.
Setelah itu, mereka terus membahas dan menjelaskan (isi) dokumen tersebut. Pertemuan di akhiri dengan konfirmasi rencana mereke kedepannya.
Sakura dan Ino keluar dari ruang diskusi, yang tak lain terletak di dalam Rumah Sakit Konoha.
"Anak gadis yang tadi terlihat tegang dan gugup ya?"Ino berbicara saat mereka berjalan di sepanjang koridor.
"(Maksudmu) anak gadis yang tadi menjelaskan (data kepada kita)? Dia memang masih belum terbiasa dengan situasi semacam itu."
"Tapi selain itu, mungkin karena dia bicara di depan Sakura-senpai. Dia bercita-cita (ingin menjadi sepertimu)."
"Apa maksudmu?"
Sakura bertanya kepada Ino, kemudian menanggapinya dengan tertawa.
"Kau nggak nyadar ya? Kau itu super populer menurut juniormu. --Meski seorang ninja medis, kau sangat kuat dalam bertempur. Selain itu, kau juga rajin bekerja. Ditambah lagi kau itu cantik. Makanya kau jadi populer. "
"Bahkan aku ingin berbagi keberuntunganmu"Ino menyatakannya dengan tawanya.
"Sudah sudah!"
Sakura membalas dengan senyuman masam.
Setelah sempat mengobrol topik 'versi teman' tadi, Ino kembali merubah topik ke pekerjaan.
"Tapi kurasa semua akan berjalan sesuai tujuan 'Klink Kesehatan Mental Anak', ya?"
"Ya, benar."Sakura mengangguk.
Dalam Rumah Sakit Konoha, Sakura menciptakan divisi 'kesehatan mental anak-anak' dan ia sendirilah penanggung jawabnya. Sakura sendiri yang mengusulkan (ide) tersebut kepada msnajemen tingkat atas (rumah sakit). Sekarang, sudah sekitar 2 tahun berlalu semenjak Perang Besar Dunia Shinobi Ke-4 berakhir.
Sementara idenya itu sudah dilaksanakan mulai dari setengah tahun dari berakhirnya perang. (Intinya Klink sudah berdiri selama 1 setengah tahun sampai sekarang).
Perang itu adalah Perang Dunia yang besar--- Shinobi (dari 4 Negara Besar) membantuk aliansi untuk mencegah kebangkitan Otsutsuki Kaguya.
Kaguya adalah musuh yang kuat. Saat itu mereka sempat putus asa. Namun, dengan adanya Naruto sebagai inti kekuatan Aliansi Shinobi, mereka tidak dapat dikalahkan dan tidak menyerah kepada musuh. Mereka telah berjuang sampai akhir.
Tujuan Kaguya pun akhirnya gagal.
Semua orang senang dengan terciptanya perdamaian. Dunia terselamatkan.
Sudah sejak lama kegiatan rekonstruksi akibat dari pertempuran skala besar mulai dilakukan. Mereka mulai membangun dan memperbaiki lahan maupun infrastruktur yang rusak.
Sebagai ninja medis, Sakura bertugas menyembuhkan shinobi yang terluka.
Ada banyak orang yang menderita luka
berat. Banyak orang yang mengunjunginya untuk perawatan medis; Meskipun begitu, semua ekspresi wajah (pasiennya) terlihat tenang-tenang saja. Mungkin karena mereka sudah merasa aman sejak perang berakhir.
Sakura tiba-tiba berpikir,
- Aku penasaran bagaimana kondisi anak-anak...?
Dia berpikir soal itu saat sedang istirahat di rumah sakit. Sakura kebetulan melihat Kurenai, yang sedang memeluk bayinya.
Untuk anak-anak yang tidak terlibat secara langsung dalam pertempuran, mungkin secara fisik, mereka tidak tersakiti.
Tapi, bagaimana dengan mental mereka?
Karena (anak-anak) tidak pernah tahu kapan perang usai, jiwa muda nan polos mereka mungkin sangat tertekan. (Anak-anak cenderung melihat) negara-negara dalam keadaan tercerai berai, atau tahu mengenai kematian seseorang yang dekat dengan
mereka. Mungkin mereka terbebani dengan lika dalam hati dan pikiran mereka.
Sakura mencoba untuk memeriksa data pasien yang berkunjung ke rumah sakit. Setelah perang usai, tampaknya ada banyak anak-anak berkunjung (dengan keluhan utama) kesehatan fisik yang memburuk, sementara penyebabnya tidak diketahui.
Sakura berpikir bahwa ia tidak boleh mengabaikan masalah itu.
'Anak-anak adalah harta karun bagi desa'- Itu kalimat Sandaime Hokage, Hiruzen, yang sering beliau ucapkan. Hampir semua Shinobi Senior mengetahuinya. Dan juga sejak saat itu
kalimat itu telah "terukir" dalam dada mereka.
Kenapa mereka tidak menciptakan infrastruktur untuk perawatan mental anak, dan menempatkan unit khusus pada bagian itu dalam rumah sakit? Pertama-tama, Sakura mencoba berkonsultasi dengan Shishou-nya, Tsunade.
"Sepertinya bagus", kata Tsunade.
"Dengan kepemimpinanmu, cobalah untuk memajukannya, Sakura"
Dengan dukungan gurunya, Sakura menyusun segala persiapannya.
(Sakura perlu) mempersiapkan personil yang diperlukan lalu melatih mereka. Ia harus brrkoordinasi dengan Rumah Sakit Konoha, untuk membentuk unitnya. Kemudian, bagaimana cara (meminta mereka untuk) mrnyetujui anggarannya?
Jadi ada banyak hal yang harus dilakukan. Tak mungkin bagi Sakura untuk melakukannya sendiri. Kebetulan, teman Sakura, Yamanaka Ino, menawarkan diri untuk membantunya.
"Selain itu, ini adalah posisi serius untuk di tempati kan? Bebannya akan sangat berat jika dilakukan sendirian. Jika kau kewalahan lalu stres, aku kasihan padamu "
Dengan kolaborasinya dengan Ino, tahap persiapan berlangsung selama 6 bulan. Hingga akhirnya, mereka mampu mencapai tahap perkenalan
"Klinik Kesehatan Mental Anak".
Mereka langsung bisa melihat hasilnya. (Efektivitas klinik mereka) terus meningkat.
"Semua berkat bantuanmu, Ino. Terima
kasih."
"Jika (kau ingin memberiku) bonus khusus, buatlah aku senang! "
(Menanggapi) sindiran Ino, Sakura tertawa terbahak-bahak.
Ketika mereka meninggalkan rumah sakit, Ino (mengajak Sakura):
"Bagaimana jika minum teh?"
Namun, Sakura melipat kedua tangannya.
"Maaf", jawab Sakura.
"Jadi untuk hari ini, ada banyak dokumen yang harus kususun terlebih dahulu. Aku sudah berniat melakukannya setelah kita pisah jalan. Sampai jumpa."
"Aku mengerti."
Tapi seperti yang Ino katakan, ada sedikit gangguan yang tersirat dari raut
wajahnya. Matanya (seolah berkata lain):
"Jangan terlalu memaksakan dirimu, oke?"
Sakura pura-pura tidak melihat (ekspresi Ino). Dia melambaikan tangannya seraya berkata
"Goodbye".
Sakura kemudian mulai berjalan sendirian di sepanjang jalan yang ramai.
Meskipun hari baru menjelang sore, jalanan begitu padat oleh orang-orang.
Salju yang menumpuk di desa sudah meleleh. Musim semi segera dimulai. Bahkan para pejalan kaki ada yang sudah melepaskan mantel beratnya.
"Huh? Sakura-chan"
Tiba-tiba, ia mendengar suara dari belakang. Suaranya sudah tak asing lagi.
"Naruto! Hinata!"
Berbalik, Sakura melihat sosok mereka berdua. Keduanya mengenakan baju bebas (pakaian sehari-hari) dan berjalan ke arahnya.
"Apa... kalian berdua... berkencan?" Tanya Sakura.
"Yup. Karena kebetulan, kami berdua tidak ada tugas."
"Dari mana Sakura-chan?" Tanya Hinata.
"Aku habis di rumah sakit melakukan pertemuan bisnis dengan Ino"
"Aku tahu diskusi itu 'tebayo. Ah, Tentang, emm, apa ya, Tentang Anak-- err-, yang klinik-klinik itu kan? "
"'Klinik Kesehatan Mental Anak'" Sakura membenarkan, lalu bertanya,
"Acara kalian ngapain hari ini? Makan?"
"Yup, ke Ichiraku" Hinata mengangguk.
"Hei."Naruto mulai berbisik ke telinga Sakura.
(Aku pinjam majalah 「An-An」 dari Sai. di dalamnya tertulis, kalau mau kencan si pria harus membayar semuanya. Tapi harga makanan di restoran terlalu mahal!)
Sambil sedikit tawa pada Naruto yang kini wajahnya sedikit pucat, Sakura berbisik:
(Tak apa-apa, Jangan paksakan dirimu!)
"Apa yang sedang kalian bicarakan?"Hinata memiringkan kepalanya ke samping.
(Naruto menjawab) sambil tertawa:
"Ah, Ya-, Bukan apa-apa, bukan apa-apa".
[T/N]
Tampaknya Naruto dan Hinata sedang kencan yang sebelumnya ada dalam [ omake ] Retsu no Sho (The Last: Guidebook Movie). Penulis menceritakan kembali saat Naruto meminjam Majalah milik Sai yang berjudul「安安」 (An-An).
Naruto mengusap perutnya,"Tak sabar
rasanya menikmati ramen ~"
Karena sikap Naruto yang lucu, Hinata tertawa terbahak-bahak. Melihat kehangatan hati mereka berdua, mulut
Sakura tak kuasa menahan senyum lebar.
Keduanya diakui sebagai pasangan resmi di desa, semenjak mereka bersama selama beberapa bulan.
Dalam hubungan mereka, Hinata bersifat pemalu sementara Naruto bertingkah polos. Sakura merasa cukup cemas dengan hubungan mereka berdua. Akan tetapi, sekarang mereka adalah pasangan yang bahagia. Ketiganya terlihat gembira.
Pertemuan ini membuat mereka drkat kembali. Seperti saat musim salju sebelumnya.
Keturunan terakhir Klan Otsutsuki, yakni Toneri, sekarang tinggal di bulan.
Dia dulu menculik Hanabi, adiknya Hinata. Dengan merenggut Byakugannya, Toneri berencana menghancurkan Bumi.
Dulu, Naruto sempat terluka parah karena Toneri. Sampai pada akhirnya Hinata dibawa oleh Toneri. Setelah Naruto pulih, ia mengejar Toneri. Sampai akhirnya mereka berusaha menyelamatkan bumi.
Sepanjang misi itu, Naruto menyadari bahwa keberadaan Hinata sangat penting dan tak tergantikan bagi dirinya. Maka, dari itu, Naruto menyatakan perasaannya pada Hinata.
(Setelah) Naruto kembali menyelamatkan bumi dengan Hinata, mereka menjadi sepasang kekasih.
---Kabar itu menyebar ke seluruh desa dalam sekejap.
Waktu itu, rekan-rekan shinobi dan senior-srnior ngeledek mereka berdua. Namun saat ini canda gurauan orang-orang sekitar tersebut telah berakhir.
Beberapa hari yang lalu, (Sakura) menerima sebuah undangan tertulis. Itu adalah undangan upacara pernikahan untuk mereka berdua.
"Hei, bagaimana kalau kita makan ramen bareng, Sakura-chan?"
Naruto mengajak Sakura sambil tertawa. Sakura menghela nafas dan merespon, "Hmm, kalau soal itu--"
"Buat apa? Kenapa aku harus pergi bersama kalian? Jarang-jarang kalian berdua bebas tugas bersamaan. Kalian harus sepenuhnya pergi berkencan"
Sakura menyelinap ke belakang mereka berdua. Dia mendorong punggung mereka berdua. Naruto dan Hinata kemudian berjalan melewati jalan-jalan nan ramai itu. Sakura melihat mereka pergi. Naruto membuat lelucon, lalu Hinata tertawa. Saat melihat dua orang yang bahagia, (dalam pikirannya ia berkata):
"--Mereka sangat menarik.
Tanpa sadar ia memikirkan kata-kata itu.
Namun tidak ada bantuan yang bisa ia berikan kecuali memikirkannya.
Saat pikiran dan perasaan itu (tidak bisa disampaikan kepada orang lain), semuanya akan jatuh dan menumpuk di dada, hingga akhirnya hanya bisa keluar dalam bentuk helaan nafas. Di saat-saat seperti ini, pikirannya selalu mengarah pada pekerjaannya.
Aku harus menyusun dokumen- dokumennya. Aku harus memeriksanya dari laporan tertulis.
Seketika, ia sadar bahwa dirinya sedang ada dalam 'mode-bekerja' nya. Sakura tersenyum pahit.
- Hei, itulah sebabnya Ino prihatin padaku...
Sabtu, 25 April 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar